Jumat,
9 Januari 2015 | 14:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -Rencana penerapan kebijakan menghapus tiket pesawat murah dinilai menggambarkan kepanikan pemerintah dalam merespon karut-marut yang terjadi di dunia penerbangan Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS.com -Rencana penerapan kebijakan menghapus tiket pesawat murah dinilai menggambarkan kepanikan pemerintah dalam merespon karut-marut yang terjadi di dunia penerbangan Indonesia.
"Pemerintah
panik, padahal tiket murah sudah memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan pariwisata nasional," kata Ketua Association of The
Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Chapter DIY Edwin Ismedi Himna
di Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Menurut
Edwin, selama ini tiket pesawat murah berperan langsung terhadap kenaikan jumlah
wisatawan mancanegara (wisman) secara signifikan di samping juga mendongkrak
bisnis akomodasi khususnya yang digerakkan oleh para pelaku UKM.
Pihaknya
memantau selama ini tiket murah yang ditawarkan maskapai berbasis Low Cost
Carrier (LCC) menguasai 90 persen pergerakan penumpang yang ada saat ini di
Indonesia.
"Dengan
terbukanya kasus kelalaian izin Airasia QZ8501 sebenarnya lebih membuktikan
ketidakberesan internal di lingkungan Kementerian Perhubungan. Jadi jangan
mencari kambing hitam," katanya.
Ia
meminta agar kebijakan yang diterapkan sebagai upaya pembenahan tidak justru
kemudian mengorbankan bisnis pariwisata yang sedang digenjot untuk mampu
mendatangkan 20 juta wisman sampai 2019.
"Tolong
dilihat, jumlah wisman sebelum dan sesudah adanya tiket murah, berikut
pergerakan wisnus di setiap destinasi di Indonesia. Ada perbedaan yang
signifikan," katanya.
Low
Cost Airlines
(LCC) merupakan maskapai yang mengoperasikan penerbangannya dengan biaya rendah
dan menekankan pada efisiensi.
LCC
mengatur efisiensi boarding, efisiensi staf operasional, cara memesan tiket,
namun standar safety tetap diutamakan.
LCC
juga kerap kali melakukan promosi bahkan pernah ada yang menawarkan harga tiket
Rp 0 tetapi setelah melalui perhitungan bisnis matang tanpa mengorbankan
standar keselamatan tapi lebih pada efisiensi biaya operasional.
Tanggapan
:
Menurut
saya,rencana diatas tersebut akibat dari keceleakaan Air Asia beberapa mingguyang
lalu, ya mungkin benar bahwa rencana ini adalah efek dari ketakutan dari
pemerintah namun dengan adanya rencana penerapan kebijakan menghapus tiket
murah saya kurang setuju dengan rencana pemerintah tersebut. Mengapa saya tidak
setuju ? ya karena banyak efek samping dari rencana tersebut jika terlaksana. Salah
satunya adalah tiket murah berperan langsung terhadap kenaikan jumlah wisatawan
mancamegara yang sangat tinggi dan kalau terjadi rencana tiket murah tersebut
maka akan terjadi penurunan jumlah wisatawan. Dengan adanya wisatawan dapat
mendongkrak bisnis akomodasi khususnya digerakan olah UKM karena jika terjadi
rencana tersebut maka pemerintahan akan mengorbankan sektor pariwisata yang
bertumbuh pesat. Mengapa pemerintah tidak memperbaiki sistem yang ada bukan membuat
rencana tiket murah.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar